JAKARTA (HK) – Bareskrim Polri resmi menahan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin.
Andi ditetapkan sebagai tersangka buntut dari komentar bernada ancaman ‘halalkan darah Muhammadiyah’ yang dituliskannya di media sosial.
Pantauan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/5), tampak pria itu sudah mengenakan pakaian tahanan Bareskrim Polri berwarna oranye. Polisi membawa Andi Pangerang saat konferensi pers penangkapan dan penetapan tersangka.
“Yang bersangkutan akan kami lakukan penahanan, kemudian penahanan dilakukan di Rutan Bareskrim terhitung hari ini,” ucap Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Andi Vivid Agustiadi Bachtiar.
Meski demikian, tersangka tidak diizinkan untuk berbicara langsung kepada wartawan. Andi telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan ujaran kebencian usai berkomentar soal ‘halalkan darah Muhammadiyah’.
Sebelumnya, dia ditangkap pihak kepolisian di Jombang, Jawa Timur. Ia ditangkap setelah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah buntut komentar ‘halalkan darah semua Muhammadiyah’ tersebut.
Laporan PP Pemuda Muhammadiyah itu teregister dengan Nomor LP/B/76/IV/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 25 April 2023. Nasrullah menyebut komentar Andi menyakiti hati warga Muhammadiyah.
Ia terancam atas Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45A ayat (2) dan/atau pasal 29 jo pasal 45B Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Komentar Andi yang bernada ancaman pembunuhan terkait perbedaan metode penetapan hari lebaran 2023 atau 1 Syawal 1444 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah menjadi viral. (cnn)