BINTAN (HK) – Miris memang melihat kehidupan Rio Ichsan beserta keluarganya. Di negeri yang kaya ini rakyatnya hidup dalam keprihatinan.
Seperti yang dialami oleh lelaki ayah 3 anak ini hidup dirumah yang dindingnya terbuat dari asbes bukan papan atau kayu.
Bukan hanya itu, keluarga kecilnya itu tidak tersentuh bantuan apa pun dari pemerintah setempat. Hal itu ia ungkapkan kepada Harian Haluan Kepri pada Selasa (15/8/2023) di kediamannya di jalan Nusantara Km 19, kp Musi Raya RT 001/005 Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Bintan Timur, Bintan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, ia berdagang getuk. Di rumahnya yang terbuat dari asbes tersebut, sudah pernah dikunjungi lurah sungai Lekop terdahulu.
Namun, hingga kini bantuan apa pun tidak diterimanya, termasuk kartu BPJS yang sudah setahun ditunggu tidak kunjung mereka terima.
“Berkas sudah kita kasih, pak lurah waktu itu juga sudah datang ke pondok saya ini, ya tapi sekarang kami tidak mendapat apa pun,” ujarnya.
Kendati berpenghasilan kecil, ia beserta istrinya, Asnidar, berusaha menabung untuk membeli tanah yang kini pondoknya berdiri. Hal itu dikarenakan tanah tersebut milik orang lain yang memberi mereka izin untuk tinggal sementara.
“Rencananya, kalo pak haji pulang kami mau beli tanahnya ini, tidak enak juga numpang terus. Sedikit sedikit kami berusaha menyisihkan uang dari hasil menjual getuk. Semoga nanti pak haji selaku pemilik lahan ini mau menjual dengan harga yang kami sanggupi,” harapnya.
Andri Setiawan, staf Kesos kelurahan Sungai Lekop yang dikonfirmasi di hari yang sama, mengakui jika data Rio sudah masuk.
Namun, ia menjelaskan untuk urusan bantuan dari Dinas Sosial sedikit mengalami hambatan.
Data yang masuk pun harus diverifikasi lagi untuk kelayakan mendapat bantuan. Namun, ia mengatakan bahwa Keluarga Rio belum terinput didata BPJS Pemerintah.
Ia pun meminta pihak Rio untuk membuat surat keterangan penghasilan agar bisa diinput dan sekeluarga bisa memperoleh kartu BPJS pemerintah.
Sedangkan untuk urusan sembako, ia mengatakan pihak kelurahan bisa mencarikan solusi. Namun. ia berjanji akan melakukan konsolidasi kepada pihak Dinsos Bintan terkait data warga Kampung Musi tersebut.
Terpisah, Ketua RT 001, Ngadiman, masalah yang menyangkut BPJS, ia merasa sudah pernah mengantarkan Rio Ichsan ke pihak BPJS. Ia pun berpendapat bahwa bisa saja kartunya menjadi tak berlaku lantaran tidak pernah dipakai.
“Mungkin karena tidak pernah dipake berobat jadi tidak aktif,” katanya.
Namun, ia pun mengatakan bahwa warganya tersebut tak kunjung dapat bantuan. Selaku RT ia sudah mencoba membantu dengan menyampaikan masalah tersebut kepada pihak kelurahan.
Untuk urusan BPJS, Ngadiman menjelaskan bahwa tidak sedikit warga yang dibantunya. Ia bahkan sering langsung berurusan dengan dinas sosial terkait urusan BPJS.
“Kemarin ada warga saya yang mau operasi, minta tolong diurus BPJS nya ya saya uruskah langsung ke dinas sosial. Tetapi memang sekarang sepertinya agak sulit,” tukasnya lagi.
Een Saputro, selaku aktivis LSM, berharap pemerintah terkhusus pemerintah Bintan lebih peduli bagi kelayakan hidup warganya.
“Negara kita kaya, tetapi masyarakatnya hidup dalam keprihatinan. Tidak bisa saya bayangkan jika panas bagaimana rasanya berada dalam rumah yang dindingnya terbuat dari asbes,” ungkapnya. (Lanni)