BATAM (HK) – Stok hewan kurban di kandang sudah hampir ludes menjelang hari raya Idul Adha karena masyarakat berbondong-bondong pesan hewan kurban bahkan sejak H-45.

Salah satu pemilik kandang peternakan yang menjual hewan kurban di Batam mengaku bahwa sudah 95 persen hewan di peternakannya sudah dibooking oleh masyarakat dari jauh hari.

“Kalau sapi masyarakat sudah belanja sejak H-45 tapi mendekati lebaran haji mulai sepi, kalau kambing makin mendekati Idul Adha makin banyak,” ucap Eka, penjual hewan kurban di kawasan Temiang, Batu Aji Batam pada Sabtu (10/6).

Eka menjelaskan, berapapun stok di kandang milik peternak biasanya sudah habis seminggu sebelum lebaran, bahkan masih mendapatkan pesanan di H-1 sampai H+2 Idul Adha.

Untuk mengatasi itu para peternak menyiapkan alternatif seperti menambah stok atau mencarinya dari kandang lain.
“Biasanya kalau di kandang habis kita ambil dari kandang lain,” tambahnya.

Eka sendiri memiliki empat kandang berisi 60 ekor sapi di setiap kandang, dan 95 persen sudah dipesan dan akan didistribusikan H-7 untuk wilayah jauh dan H-1 di sekitaran Batam.

Harga hewan kurban dipengaruhi oleh berat dan jenisnya, dia menjelaskan bahwa sapi yang paling banyak diminati masyarakat Batam adalah jenis sapi Bali, dan juga sapi silangan, yaitu persilangan sapi lokal atau sapi limosin.

“Untuk sapi lokal dari Rp 21 juta beratnya sekitar 200 kg, sapi Bali mulai dari harga Rp 30 juta dengan berat berkisar 350 kg sampai 360 kg, hingga sapi limosin yang bisa mencapai 900 kg,” jelasnya.

Eka mengatakan tahun ini penjualannya mengalami peningkatan dibanding tahun lalu, pasalnya keadaan kembali normal setelah mengalami wabah Penyakit Mulut dan Kulit (PMK). “Tahun lalu turun karena PMK, tahun ini naik,” Ungkapnya.

Untuk di Batam sendiri hewan kurban di datangkan dari daerah Lampung, 6 bulan sebelum hari raya Idul Adha.

Kendala yang dihadapi peternak adalah pakan, Eka mengakui bahwa peternak harus mendapatkan sumber karbohidrat berupa dedak atau ampas ubi dan sumber protein yaitu konsentrat dari luar Batam. “Karena Batam bukan wilayah pertanian, jadi minim limbah pertanian,” imbuhnya. (cw03)

Share.

Comments are closed.