JAKARTA (HK) – Rasio utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebut masih dalam keadaan sehat. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan rasio utang BUMN terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
“Alhamdulillah saya sampaikan, utang BUMN menurun dari 36 persen ke 34 persen. Posisi utang BUMN berada di level Rp 1.600 triliun,” kata Erick saat ditemui wartawan usai Sidang Tahunan MPR RI 2023 di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Seiring menurunnya rasio utang, lanjut Erick, ekuitas BUMN juga mengalami peningkatan. Kondisi inilah yang membuat keuangan BUMN tetap sehat.
Hingga saat ini, menurut Erick, ekuitas BUMN mencapai Rp 3.200 triliun naik dari Rp 2.778 triliun pada 2021.
Erick memastikan BUMN tidak akan berbisnis dengan rakyat. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Erick menegaskan, BUMN akan terus didorong untuk melayani rakyat.
Sebelumnya, Erick menegaskan komitmennya dalam melakukan transformasi BUMN.
Erick menyampaikan, transformasi, baik dari sisi bisnis dan SDM, terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kinerja BUMN.
“Perbaikan kinerja BUMN tentu memiliki dampak besar bagi masyarakat dan negara. Kalau BUMN-nya tidak sehat, bagaimana mau maksimal berkontribusi,” ujar Erick.
Erick mengatakan, BUMN secara konsolidasi berhasil membukukan laba bersih Rp 126 triliun pada 2021.
Capaian ini melesat jauh dibandingkan 2020 yang hanya Rp 13 triliun. Tak hanya membukukan laba bersih, Erick juga terus mendorong penurunan rasio utang BUMN.
Erick mengaku akan mendorong rasio utang BUMN terus mengecil hingga tahun-tahun ke depan. Erick mengatakan telah memetakan utang-utang BUMN.
Pemetaan dimaksudkan agar utang BUMN benar-benar ditujukan untuk kepentingan bisnis.
“Sekarang kita rapikan yang mana utang-utang produktif, dan yang mana utang-utang yang koruptif. Yang koruptif tentu kita sikat,” kata Erick.
Sumber: Republika