BATAM (HK) – Pabrikan dalam negeri terus menunjukkan peningkatan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan industri hulu migas. Dengan meningkatnya kemampuan pabrikan dalam negeri, SKK Migas optimistis persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas tahun 2023 akan tumbuh melampaui capaian tahun 2022.
Demikian disampaikan Kepala Kelompok Kerja Kapasitas Nasional, Divisi Rantai Suplai SKK Migas, Maria Kristanti Wiharto, saat berkunjung ke pabrik PT Pipa Mas Putih di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (11/7/2023). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), yang dipusatkan di Kota Batam.
Sepanjang 2022, nilai pengadaan barang dan jasa industri hulu migas nasional mencapai US$6,08 miliar atau sekitar Rp91 triliun. Dari nilai tersebut, persentase TKDN komitmen mencapai 64,75 persen (cost basis), atau 7 persen lebih di atas target komitmen TKDN 2022 yang sebesar 57 persen.
“Di sini kita bisa melihat lagi bagaimana pabrikan dalam negeri mampu memproduksi beberapa komponen seperti filter/screen liner untuk mengontrol material pasir di instalasi reservoir minyak dan gas dalam perut bumi. Ini menggembirakan. Meski demikian, kami akan terus mendorong agar dalam pabrikasinya, penggunaan komponen lokal dapat ditingkatkan,” ujarnya.
Ketua Koordinator Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Fery Sarjana mengatakan, melalui Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas bersama KKKS terus berupaya mengintegrasikan kemampuan pabrikan dalam negeri, agar daya saing industri hulu migas nasional semakin meningkat.
“Kita berharap kemampuan yang ditunjukkan PT Pipa Mas Putih bisa menjadi inspirasi pabrikan dalam negeri lainnya. Mereka tidak saja mampu memproduksi komponen yang dipakai operator migas dalam negeri, namun juga mampu menembus pasar luar negeri,” jelasnya.
Plant Manager PT Pipa Mas Putih, Tohap Sirait memaparkan, pabrikannya merupakan salah satu dari sedikit pabrikan yang mampu memproduksi filter atau screen liner yang berfungsi sebagai penyaring material pasir di instalasi sumur migas. Perusahaan yang berdiri tahun 1984 ini memasok beberapa produknya ke sejumlah operator migas di dalam dan luar negeri.
Dijelaskan, saat ini, 70 persen produk pabrikannya diserap oleh pasar dalam negeri. Sisanya, sebesar 30 persen diserap untuk ekspor. Di dalam negeri, misalnya, KKKS seperti seperti Pertamina Hulu Rokan dan Medco Energi sudah lama menggunakan filter produk Pipa Mas Putih.
“Produk kami telah memenuhi kualitas standar internasional, yang ditandai dengan berbagai sertifikasi seperti API dan ISO. Bahkan kami memiliki partner agensi di beberapa negara untuk pemasarannya, antara lain di Malaysia, Australia, Selandia Baru, Rusia, Peru, Venezuela, serta di beberapa negara di Timur Tengah,” imbuhnya. (dam)