TANJUNGPINANG (HK) – Mendadak Dinas Pendidikan (Disdik), Pemerintah Kota Tanjungpinang (Pemko Tpi), melakukan pertemuan dengan orang tua/wali murid di SMP Negeri 7 Tpi Timur, beberapa waktu lalu.
Hal itu tentang rencana perpindahan/urbanisasi murid-murid khusus kelas 7 (1 SMP) ke SMP Negeri 17, yang perwujudannya sekolahnya baru berupa tanah timbunan yang berada disamping perumahan Kemenkuham, Batu 9, Tanjungpinang Timur.
Dalam pertemuan tersebut dijelaskan alasan perpindahan itu untuk mengurangi beban di SMP 7 yang sudah melebihi kapasitas (lebih dari 500 siswa). Untuk kelas 1 tahun ajaran 2022-2023 ada 11 kelas dan tiap kelas hampir berisi 48 siswa yang layaknya 1 kelas berisi 38-40 siswa.
Menanggapi hal itu, tidak sertamerta ditanggapi baik oleh orang tua/wali murid. Terlebih pihak dinas pendidikan menyebutkan, Bulan April akan dilakukan perpindahan tersebut. Dan
kelanjutan dari pertemuan itu orangtua/wali murid menerima formulir dan mengisi terhadap persetujuan perpindahan itu.
Diantaranya berisi apakah orang tua mengetahui latar belakang perpindahan itu. Kemudian bersedia dipindahkan, dan bersedia membuat surat pernyataan untuk memindahkan anaknya ke SMPN 17. Hal tersebut akhirnya di protes oleh sejumlah orang tua/wali murid.
Helen, salah seorang dari orang tua/wali murid, dengan tegas mengatakan, keberatan jika anaknya dipindahkan dari SMPN 7 ke SMPN 17, apalagi pindahnya di Bulan April. “Mengapa tidak menunggu kenaikan kelas dulu. Anak-anak sudah terlanjur cinta dengan sekolahnya (SMPN 7) dan sudah nyaman dengan teman-teman sekolahnya,” kata Helen.
Bahkan, ucap ibu 3 anak ini, kalau memang ada niat seperti itu mengapa tidak dari awal ajaran baru, sehingga anak anak tidak terganggu dalam proses belajatnya. “Kalau memang ada rencana seperti ini, mengapa tidak saat penerimaan murid baru. Dinas langsung yang melihat berapa jumlah murid yang sudah mendaftar, apa sudah over atau bagaimana. Maka, pertimbangkan jugalah perasaan kami orang tua dan anak-anak kami,” imbuhnya.
Menurutnya jikapun pemerintah ingin membangun sekolah baru untuk perimbangan kenyamanan siswa belajar, cobalah dipikirkan lebih subjektif. Katanya jika SMPN 17 tidak ada murid maka bantuan dari pusat tidak turun.
Direncanakan murid-murid SMPN 7 yang diprioritaskan dipindahkan ke SMPN 17 dari daerah Perumahan Pinang Lestari (Gajah Duduk), Perumahan Bumi Putra, dan Perumahan Lembah Asri yang masih dekat dengan lokasi sekolah tersebut.
Lanjut Helen, apakah demi untuk mendapatkan bantuan harus anak-anak ini yang dikorbankan. “Anak saya sudah bilang ke saya jika dipindahkan dari SMPN 7, dia minta pindah sekolah. Jadi kami harus mengadu kemana. Tetapi, jika perpindahan ini habis ujian kenaikan kelas mungkin kami masih bisa mempertimbangkan,” terangnya lagi.
Sayangnya pihak SMPN 7, wakil kepala sekolahnya, Raja Kamariah saat dikonfirmasi perihal perpindahan ini tidak menjawab. Begitu pun dengan kepala Dinas Pendidikan Pemko Tpi, Dra Endang Susilawati. Untuk mempertanyakan terkait rencana penarikan siswa dari SMPN 7, ke SMPN 17.
Awak Haluan Kepri juga mempertanyakan, apakah pembangunan SMPN 17 tersebut suatu yang urgen untuk dibangun, atau hanya sekedar mendapatkan dana dari pusat. Tidak lupa media ini mempertanyakan mengapa tidak dari awal tahun (ajaran baru), saat dibuka pendaftaran, mengapa perpindahan murid dijadwalkan pada Bulan April ini. Tetapi, tidak satupun dari pertanyaan itu direspon oleh Kadisdik Pemko Tpi, Dra Endang. (CW07)