JAKARTA (HK) – Produsen mobil asal Jepang, Nissan Motor Co, akan menggelontorkan dana sebesar US$ 663 juta atau setara Rp 9,94 triliun untuk anak usaha mobil listrik Renault. Langkah ini akan membuat Renault menurunkan jumlah sahamnya di Nissan sehingga posisi kedua produsen mobil ini setara.
Pada Kamis (27/7/2023), investasi ini digelontorkan Nissan untuk unit kendaraan listrik keluaran Renault yaitu Ampere. Atas langkah ini, produsen mobil asal Perancis itu akan menurunkan sahamnya di Nissan dari 43% menjadi hanya sekitar 15%. Sementara Nissan akan mempertahankan saham 15% di Renault.
“Investasi di Ampere konsisten dengan Nissan sebagai investor strategis dan mengamankan kursi dewan di perusahaan baru,” kata Nissan.
Informasi ini diumumkan oleh perusahaan usai keduanya menyelesaikan persyaratan kemitraan yang direstrukturisasi setelah berbulan-bulan proses negosiasi diselimuti oleh ketegangan. Perbincangan antara keduanya berlangsung lama lantaran kekhawatiran Nissan tentang melindungi kekayaan intelektualnya dalam kolaborasi di masa depan.
Sementara itu, sebuah sumber mengatakan, Ampere bisa bernilai hingga 10 miliar euro. Nissan sendiri telah menyinggung tentang investasi di Ampere sejak Februari kemarin. Pada kala itu, mereka menyebut akan berinvestasi maksimal 15% namun belum menetapkan ukuran pasti dari sahamnya.
Selain Nissan, raksasa chip AS Qualcomm juga telah mengatakan akan berinvestasi di Ampere. Begitu pula mitra junior Nissan dan Renault, Mitsubishi Motors, juga akan memutuskan tentang investasi potensial sebelum penawaran umum perdana unit tersebut pada pertengahan 2024.
Dengan disepakatinya perjanjian ini, maka kedua perusahaan terbebas untuk fokus pada masalah yang lebih mendesak dalam menavigasi lanskap industri yang cepat berubah. Bagi Nissan, itu berarti bersaing dengan prospek yang semakin suram bagi pembuat mobil asing di China, pasar mobil terbesar di dunia.
Pembuat mobil asal Jepang itu mengatakan, China tetap menjadi tantangan usai melaporkan laba kuartal pertama hampir dua kali lipat dan mengangkat prospek setahun penuh. Kondisi ini dibantu oleh pelemahan yen dan penjualannya yang lebih baik di Jepang dan Amerika Utara.
CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan dalam sebuah momentum pengarahan, dia memperkirakan pemulihan pendapatan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan memakan waktu, menambahkan Nissan akan memberikan rincian lebih lanjut tentang line-up baru untuk pasar China pada musim gugur.
“Sayangnya, prospek penjualan kami sekarang turun jauh di bawah kapasitas produksi kami,” katanya tentang China.
Adapun merek-merek mobil China Saat ini menuju lebih dari 50% atas mobil-mobil yang dijual di pasar dalam negeri Jepang tahun ini. Konsultan Alix Partners pada bulan ini mengatakan, hal ini didorong berkat dominasi yang tumbuh pada kendaraan listrik.
Sumber: Detikcom