Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

BERITA TERKINI

Dari Januari hingga Juli, Dinsos PPPA Lingga Catat 34 Kasus Pelecehan Seksual Anak

badge-check


					Dari Januari hingga Juli, Dinsos PPPA Lingga Catat 34 Kasus Pelecehan Seksual Anak Perbesar

LINGGA (HK) — Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Lingga mencatat sepanjang Januari hingga Juli 2023 puluhan kasus yang terjadi terhadap anak, yang merupakan kasus tertinggi pelecehan seksual.

Sekretaris Dinsos PPPA Kabupaten Lingga, Lians Dwi Santy mengatakan, dari Januari hingga Juli 2023 telah terjadi sebanyak 34 kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Lingga, kasus didominasi kasus pelecehan seksual.

“Dari 34 kasus itu yang tertinggi adalah kasus pelecehan seksual. Jadi kenakalan dan kekerasan terhadap anak ini bukan hanya tugas Dinsos PPPA tapi kita semua,” kata Lians Dwi usai menggelar sosialisasi Peran Orang Tua Dalam Mengasuh dan Melindungi Anak dari Korban Kekerasan di Sanggar Praja, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Rabu (26/07/2023).

Lians Dwi mengatakan, untuk mecegah terjadinya kasus yang melibatkan anak-anak maka semua elemen masyarakat dapat berkecimpung langsung, sebab dalam hal mendidik dan pribadi seorang anak menurut Lians Dwi tergantung dari lingkungan keluarga masing-masing.

“Sehingga kita jangan menyalahkan orang lain, tapi keluarga kita yang perlu kita koreksi terlebih dahulu,” kata Lians Dwi.

Pada kegiatan sosialisasi yang digelar Dinsos PPPA Kabupaten Lingga ini , seorang narasumber hadir, yakni Eka Suryani Ahli Muda dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kepri.

“Dalam kegiatan ini intinya bagaimana perpecahan terjadi kekerasan dalam rumah tangga ini yang disamppaikan karena audiens rata-rata adalah masyarakat,” kata Eka.

Menurut Eka, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang tertinggi di Indonesia, untuk itu agar kasus-kasus terhadap perempuan dan anak dapat dicegah atau diminimalisir maka peran serta seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan.

“Secara detailnya kasus tersebut kita tidak mempunyai datanya, kita hanya menyampaikan secara global terjadi peningkatan kasus,” ujar Eka.

 

Baca Lainnya

AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024

12 Desember 2024 - 15:26 WIB

DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan

12 Desember 2024 - 14:28 WIB

Pemkab Lingga Tetapkan Desa Kelumu Sebagai Kampung Reforma Agraria 2024

11 Desember 2024 - 15:57 WIB

Ansar dan Menteri Pertanian Bahas Ketahanan Pangan dan Potensi Industri Pertanian di Kepri

11 Desember 2024 - 13:28 WIB

LSM Getuk Bakal Laporkan Dugaan Korupsi Diskominfo Kepri ke Polda

11 Desember 2024 - 13:25 WIB

Trending di KEPRI