Mohammad Ibnu Haq
Penulis dan Pegiat UMKM – Yogyakarta
KATA banyak ahli, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Bagi saya mungkin kondisinya tidak seburuk itu. Buktinya kita masih bisa “meributkan hal-hal yang itu saja” – Seperti penggalan lirik lagu dari grup musik Naif. Perkara Baim Wong misalnya. Belakangan, langkahnya untuk mengajukan HAKI atas Citayam Fashion Week (CFW) menuai pro dan kontra.
Saya kebetulan termasuk sebagian yang pro dalam kasus ini. Bahkan saya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Baim Wong, dan saya heran kenapa banyak orang yang justru mencelanya. Padahal setidaknya ada tiga alasan kenapa kita sudah sepatutnya berterima kasih kepada Baim Wong atas apa yang ramai terjadi belakangan ini.
Pertama, Baim Wong mengajarkan kepada kita tentang betapa pentingnya literasi hukum. Tentu sudah banyak orang yang familier dengan istilah HAKI, tetapi saya tidak cukup yakin semua sudah paham betul kenapa urusan hak kekayaan intelektual penting untuk dilegalkan.
Baim Wong, sebagai seorang pesohor di dunia hiburan, pastinya menyadari hal ini. Sehingga beliau dengan jiwa besarnya turun gelanggang untuk mengedukasi masyarakat meskipun ia sendiri tahu sikapnya itu akan dihujat. Sekali lagi, semua ini ia lakukan bukan untuk kepentingan pribadinya. Semuanya demi memajukan fashion Indonesia di mata dunia.
Lihat, betapa riuhnya media sosial beberapa hari terakhir ini. Dari utas panjang di Twitter hingga belajar menyenangkan dengan musik yang mengajak goyang, semua ramai memperbincangkan perkara HAKI. Ini adalah bukti kuat bahwa Baim Wong berhasil menggerakkan masyarakat untuk melek literasi.
Pemerintah saja perlu waktu berbulan-bulan bahkan tahunan untuk sosialisasi sertifikasi tanah, Baim Wong cuma perlu satu hari saja. Bukankah ini luar biasa? Yang saya khawatirkan ke depannya justru Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang bakal kebanjiran permintaan.