NATUNA (HK) — APBD Kabupaten Natuna kian tahun kian turun lantaran pendapatan daerah yang kaya Migas itu semakin berkurang di sejumlah sektor.
Bupati Natuna, Wan Siswandi dengan tegas mengakui kondisi tidak menguntungkan ini di beberapa kesempatan.
Terakhir, Bupati Siswandi mengakui adanya keadaan buruk ini pada Upacara Apel Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih di halaman kantornya, Senin (7/8/2023).
“APBD kita tahun depan turun,” tegas Bupati Siswandi di hadapan peserta upacara.
Menurutnya, anggaran untuk Kabupaten Natuna tahun depan sudah dapat diketahui sejak tahun ini.
Estimasi anggaran pendapatan untuk Kabupaten Natuna tahun depan yang diusulkan ke DPRD Natuna sekitar Rp. 898 miliar. Anggaran ini meliputi DAU, DBH, Pajak dan ADD.
Sedangkan anggaran DAK tidak termasuk anggaran yang ia maksud karena DAK tidak bisa dikelola oleh pemerintah daerah.
“Jadi angkanya turun dari tahun ini yang berjumlah sekitar Rp. 940 miliar. Ini di luar DAK ya, karena kalau DAK tidak bisa kita kelola, semuanya pusat,” jelasnya.
Ia menuturkan, beberapa tahun sebelumnya jumlah anggaran yang bisa dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Natuna tidak pernah kurang dari Rp. 1 triliun.
Namun ia mengaku, sejak periode kepemimpinannya di Natuna, anggaran itu mengalami tren penurunan yang drastis dan kontinu.
“Karena dulu DBH kita besar-besar, bisa sampai Rp.500 an miliar ke atas, tapi sekarang yang cenderung besar itu DAKnya. Dan sebaliknya DBH turun,” paparnya.
Oleh sebab itu kata Bupati Siswandi, di tahun ini terdapat beberapa program pemerintah yang batal dilaksanakan karena dana yang ada pada APBD tidak mencukupi untuk menjalankannya.
Ia mencontohkan kegiatan-kegiatan yang dibatalkan. Diantaranya seperti pembangunan jalan bypass Ranai, Gedung Kantor DPRD Natuna dan lainnya.
“Karena kalau ini dilaksanakan kita pasti ngutang, saya tidak mau daerah ini menanggung hutang. Ketimbang ngutang, lebih baik kegiatannya dibatalkan,” ketusnya mengakhiri. (fat).