Remaja Putri Indonesia Terima Tablet Tambah Darah

TANJUNGPINANG (HK) – Gubernur Provinsi Kepri, H Ansar Ahmad mengajak seluruh generasi muda khususnya Remaja Putri, untuk melakukan pola hidup sehat dan berkecukupan gizi. Karena hal itu menjadi salah satu modal utama, untuk menyongsong Generasi Indonesia Emas tahun 2045.

Diketahui, hal ini disampaikan Gubernur Ansar dalam mewujudkan generasi muda yang sehat, dengan gagasan Kementerian Kesehatan RI dalam Gerakan Nasional Aksi Bergizi (GNAB), Rabu (26/10), dalam peringatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi tahun 2022 Provinsi Kepri, yang digelar di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang.

Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad hadir di dampingi Ketua TP-PKK Kepri, Hj. Dewi Kumalasari mengatakan, momentum peringatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini dilakukan dalam rangka menekan kasus stunting di Indonesia, melalui pemberian tablet penambah darah kepada semua remaja putri di Indonesia.

“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita karena kurangnya asupan gizi, infeksi berulang, hingga kurangnya stimulasi gizi,” ujar Gubernur Ansar.

Apalagi, lanjut Ansar, Pemerintah telah menetapkan target capaian terhadap angka stunting di Indonesia pada Tahun 2024, dengan ditekan hingga 14 persen, dari 24 persen pada 2021.

“Dan berdasarkan data stunting Kemenkes, setiap bayi yang lahir memiliki 23 persen risiko stunting dengan panjang badan di bawah 48 persen. Sisanya 77 persen atau hampir 80 persen terjadi sesudah lahir. Sehingganya, perlu ada 2 intervensi itu. Yakni sebelum dan sesudah kelahiran,” papar Gubernur Ansar.

Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan langkah pencegahan atas stunting dilakukan dengan memastikan remaja putri di Indonesia saat ini, dengan terpenuhi gizinya dan tidak kekurangan darah merah.

“Kalau remaja putri Indonesia saat ini sudah kekurangan darah, serta gizinya kurang, maka saat kehamilan nanti resiko janin tersebut kena stunting bisa lebih besar. Ini yang sangat kita antisipasi, dengan pemberian tablet tambah darah,” kata Budi Sadikin.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 juga mengatur tentang ketentuan remaja putri menerima TTD, karena kondisi gizi bayi sebelum dilahirkan perlu diperbaiki. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018, yang dihimpun Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI melaporkan, maka kasus anemia atau kurang darah pada remaja putri masih cukup tinggi. “Berkisar di atas 20 persen, dari total populasi remaja putri Indonesia,” ungkap Menkes RI.

“Pada usia 5 hingga 14 tahun, kasus anemia 26,8 persen, usia 15 hingga 24 tahun 32 persen. Selain itu, jumlah remaja putri yang memperoleh TTD dalam 12 bulan terakhir berkisar 76,2 persen. Tetapi, hanya 1,4 persen saja yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran,” papar Menkes.

Menanggapi hal itu, Gubernur Ansar dalam kesempatan tersebut mengatakan, Pemprov Kepri akan menggalakkan konsumsi tablet tambah darah secara rutin, kepada remaja putri Kepri setiap satu minggu sekali, di seluruh sekolah.

Kemudian, pemenuhan gizi juga akan diperhatikan dengan seksama termasuk pola hidup bersih dan sehat di setiap sekolah.

“Kita ingin anak-anak di Kepri bisa terus sehat dan nantinya juga melahirkan generasi yang cerdas di masa depan, saya akan memberikan instruksi langsung ke Kepala sekolah agar aksi ini benar-benar berjalan dan dilaksanakan,” kata Ansar kembali.

Dari hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) melaporkan bahwa selama tahun 2021 telah terjadi peningkatan prevalensi angka stunting di Kepri, yaitu dari 16,8 persen menjadi 17,6 persen.

“Yangmana, Provinsi Kepri masih berada di posisi terbaik keempat berdasarkan Hasil Riset Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) Tahun 2021 se-Indonesia untuk temuan kasus balita dengan status pendek (stunting),” jelas Ansar

Setelah Bali, DKI dan Yogyakarta. Kemudian berdasarkan hasil analisis persentase pendek (stunting) pada anak balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2021 dengan target sebesar 20 persen dapat tercapai sebesar 17,6 persen sehingga capaian kinerja sebesar 113,6 persen atau dalam kategori sangat baik. (efr)

Share.

Comments are closed.