JAKARTA (HK) – Aktivis keberagaman Yahudi dan Pro Israel Monique Rijkers hadir dalam acara peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 yang digelar oleh Pondok Pesantren Al Zaytun.
Monique mengaku dirinya diundang hadir dalam acara tersebut dalam kapasitasnya sebagai aktivis keberagaman. Ia menyatakan kehadirannya itu tak mewakili institusi manapun. “Iya diundang, aku diundang, dijemput,” kata Monique saat dihubungi, Kamis (20/7/2023).
Dalam acara tersebut, Monique turut memberikan sambutan di hadapan Panji Gumilang, sejumlah tokoh undangan, dan para santri. Ia turut menyinggung soal bintang daud yang diidentikkan dengan Yahudi.
Berdasarkan video yang diunggah akun YouTube Al-Zaytun Official, Monique menyampaikan terima kasih karena diperbolehkan memakai baju tersebut.
Monique menceritakan dirinya sempat berkunjung ke Bethlehem pada Maret 2023. Saat itu, menurutnya, pemandu wisata tidak suka dan meminta dirinya untuk tak memakai baju bergambar bintang daud tersebut.
“Tetapi di sini, di Indramayu, saya bisa masuk dengan kaos ini, terima kasih, ini sesuatu yang luar biasa,” ucap Monique saat memberikan sambutan.
Masih dalam sambutannya, Monique juga menyinggung soal perdamaian. Ia pun menyebut dirinya menemukan damai di Ponpes Al Zaytun. “Dan ternyata saya menemukan damai dimulai dari Al Zaytun, tepuk tangan buat anda semua, damai dimulai dari Al Zaytun untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih damai,” katanya.
Monique turut menyinggung Panji Gumilang yang memiliki kapasitas bukan hanya sebagai pendidik, tapi juga sebagai negarawan. “Karena seorang negarawan itu punya visi ke depan dan punya berdiri di atas golongan dan kelompok dan kita di Indonesia butuh orang seperti syekh Panji Gumilang, dalam hal visi toleransi dan perdamaian untuk persatuan,” ujarnya.
Kata Monique, dirinya dikritik karena membela Al Zaytun. Ia juga dikritik karena toleransi itu ada batasnya. Monique langsung konfirmasi ke Panji dan dijawab bahwa toleransi itu tidak ada batas, dalam arti toleransi pada hal yang benar hingga yang membawa damai.
“Dan saya menemukan di sini ada ajaran untuk menghapus diskriminasi, saya menemukan monumen yang tulisannya tentang toleransi dan perdamaian,” kata Monique.
Di akhir sambutannya, Monique meminta para santri Ponpes Al Zaytun untuk terus maju dan menjadi berkat. Ia juga menyebut Ponpes Al Zaytun harus menunjukkan bahwa mereka berbeda dengan yang lain.
“Kami menempuh cibiran, kecaman, kami menghadapi tantangan yang besar tapi percayalah jika kita benar, kita berani benar, takut karena salah, jika kita berpatokan pada kebenaran saya percaya dunia akan melihat, Indonesia akan melihat apa visi dari syekh Panji Gumilang,” ujarnya.
“Indonesia 2045 semuanya saya berharap akan ada presiden dari sini, saya berharap lahir menteri-menteri dari pondok pesantren ini,” kata Monique menambahkan.
Kuasa hukum Panji Gumilang, Hendra Effendy mengaku turut hadir sebagai undangan dalam acara tersebut. Hendra tak tahu siapa saja yang diundang dalam acara Tahun Baru Islam di Al Zaytun.
Bareskrim Polri saat ini tengah mengusut dugaan tindak pidana penistaan agama, ujaran kebencian, dan penyebaran berita bohong yang diduga dilakukan Panji Gumilang.
Penyidik mulai merampungkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi sekaligus mengumpulkan alat bukti. Setelahnya, akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan apakah Panji layak ditetapkan sebagai tersangka atau tidak.
Selain itu, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri juga mulai menyelidiki dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang diduga dilakukan Panji.
Sumber: CNN Indonesia