Jokowi: Apa yang Masih Kurang?
JAKARTA (HK) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bicara soal iklim demokrasi di Indonesia yang saat ini dinilai semakin liberal. Menurutnya, hal itu ditandai dengan kebebasan berpendapat yang semakin bebas.
Hal tersebut sekaligus membantah isu yang menyebutkan bahwa selama kepemimpinan Jokowi, publik menganggap kebebasan bicara masih kurang.
“Kebebasan apa yang masih kurang? Orang memaki-maki presiden, menghina presiden, mengejek presiden, mencemooh presiden juga tiap hari kita dengar,” kata Jokowi dalam dalam sebuah video wawancara yang diunggah di akun Twitter @Jokowi, Selasa (23/8).
Ia pun mempertanyakan kebebasan bicara apa lagi yang diinginkan masyarakat. Pasalnya, ia menilai saat ini demokrasi Indonesia sudah terlalu liberal.
“Demokrasi yang sangat liberal sekali menurut saya, meskipun kita orang timur yang penuh kesantunan, etika dan tata krama yang baik, tapi sekarang kita, menurut saya sudah sangat liberal sekali,” ujar dia.
Sebelumnya tak sedikit pihak yang menganggap rezim Jokowi mengekang kebebasan berpendapat. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) menjadi ganjalan terbesar bagi kebebasan berpendapat masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Pasal karet yang termuat dalam Undang-undang itu menjadi ‘hantu’ bagi warga untuk menyampaikan pendapat, yang seyogianya dijamin hukum nasional maupun internasional. Kehadiran pendengung atau buzzer pun disebut sejumlah pihak menjadi tantangan selain UU ITE bagi warga berpendapat di ruang maya. Esensi demokrasi menjadi terganggu.