JAKARTA (HK) ─ Ekonom Faisal Rachman memproyeksikan inflasi terus mengalami tren penurunan hingga mencapai sekitar 3 persen pada akhir 2023.
“Proyeksi ini berakar pada keyakinan bahwa upaya pemerintah akan secara efektif memitigasi dampak El Niño terhadap inflasi pangan,” kata Faisal dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/8/2023).
Selain itu, Faisal memperkirakan neraca transaksi berjalan setahun penuh pada 2023 akan mencerminkan defisit yang terkendali sebesar 0,65 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut dia, instrumen deposito valuta asing untuk Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap cadangan devisa sehingga menjamin stabilitas nilai tukar rupiah.
Ekonom Bank Mandiri itu menuturkan ke depan, potensi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen akan terlihat jelas pada kuartal II 2024.
The Fed secara historis cenderung mempertahankan Federal Funds Rate (FFR) rata-rata 6–7 bulan setelah puncaknya pada periode inflasi tinggi. Oleh karena itu, diperkirakan penurunan FFR akan terjadi pada kuartal II 2024.
Sementara itu, BI mengantisipasi kinerja perekonomian Indonesia akan menunjukkan ketahanan meskipun ketidakpastian global meningkat.
Proyeksi BI menunjukkan bahwa tingkat inflasi umum dan inti diperkirakan masing-masing akan mencapai 2,9 persen dan 2,5 persen pada akhir 2023. Untuk 2024, tingkat inflasi diperkirakan akan berkisar antara 1,5-3,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 diperkirakan berada pada kisaran 5,11-5,15 persen secara year on year (yoy), dan sepanjang tahun 2023 diperkirakan berada pada kisaran 4,5 sampai 5,3 persen. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan antara 4,7-5,5 persen.
Selain itu, pertumbuhan pinjaman menunjukkan perbaikan, naik dari 7,76 persen yoy pada 23 Juni menjadi 8,54 persen yoy pada 23 Juli.
Ekspansi dana pihak ketiga menguat dari 5,79 persen yoy pada 23 Juni menjadi 6,62 persen yoy pada 23 Juli. BI terus mengantisipasi pertumbuhan pinjaman sebesar 9-11 persen pada 2023 dan 10–12 persen pada 2024.
Sumber: Antara News