Seoul (HK) – Korea Selatan mengelola rekor surplus pada tahun 2022 dalam neraca penjualan barang dan jasa global yang terkait dengan gelombang budaya pop Korea Hallyu, berkat kesuksesan K-pop dan konten dari platform streaming seperti Netflix.
Dilansir melalui Yonhap News Agency, pendapatan dari musik, video, dan layanan terkait Hallyu tumbuh 747,9% menjadi $1,72 miliar atau setara 26 Trilliun Rupiah pada tahun 2022, menurut data dari Bank of Korea pada Senin 06 Maret 2023.
Sebaliknya omzet musik, video, dan layanan terkait mencapai $467 juta, hanya 9,7% lebih tinggi dari tahun lalu.
Pada tahun 2017 surplus turun menjadi $277 juta ketika pemerintah China melarang konten budaya Korea sebagai pembalasan atas penempatan THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) di Korea Selatan yang kemudian berdampak pada hubungan bilateral dari kedua negara tersebut.
Produk layanan Hallyu mengacu pada konten budaya Korea di luar negeri, termasuk musik K-pop, program televisi dan radio, serta film dan music opera yang diproduksi oleh perusahaan Korea Selatan.
Hal ini tak lantas berkat kesuksesan grup K-pop seperti BTS dan Blackpink, serta K- drama series dan film streaming di platform streaming seperti ‘Squid Game’.
Pemerintah Seoul dikatakan bersedia memberikan dukungan penuh untuk produksi konten Hallyu.