JAKARTA (HK) — Legislator dan Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani terbang ke Filipina untuk menemui secara langsung 140 WNI korban perusahaan online scam yang pada bulan lalu telah dapat diselamatkan kepolisian setempat dalam operasi membebaskan 2.714 orang yang berasal dari 18 negara.
“Kasus di Filipina ini adalah satu di antara kasus yang marak di negara-negara lain ASEAN seperti Laos dan Kamboja. Adanya operasi kepolisian Filipina ini makin membuka mata kita bahwa korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) banyak sekali dan pola perusahaan online scam begini memakan banyak sekali korban,” ujar Christina dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (15/7).
Christina mengaku isu ini penting dikawal untuk memberi peringatan keras pada para pelaku atau sindikat TPPO bahwa negara-negara Asia Tengah sangat serius melakukan pemberantasan perdagangan orang ini.
Kehadiran dia di Filipina juga untuk memastikan proses pemulangan korban ke Indonesia berlangsung dengan lancar. “Setidaknya ini pesan kepada para pelaku atau sindikat bahwa negara-negara Asean sedang sangat serius menyikapi isu ini,” tegasnya. Adapun nama perusahaannya, lanjut Christina, adalah Xinchuang Network Technology Inc (alias Hong Tai).
Christina sendiri menemui para korban di Las Pinas City ditemani Atase Kepolisian KBRI Manila dan pejabat terkait lainnya. Dalam pengamatannya, dia menemukan berbagai macam alasan para korban tergiur bekerja di Filipina dan terjebak dalam sindikat TPPO. Selain itu, Christina juga mengetahui bagaimana para WNI itu direkrut.
Mereka direkrut untuk menjalankan berbagai peran dalam perusahaan online scam tersebut, sebagai marketing, customer service, penerjemah, model, dan juga divisi personalia.
Christina meyakini WNI korban TPPO dengan modus serupa di Filipina masih banyak dan butuh pengungkapan lebih lanjut.
“Di situlah gunanya kerjasama lingkup Asean terutama agar kasus seperti ini lebih banyak lagi diungkap. Karena kami meyakini korbannya masih banyak sekali. Di Kamboja dan Laos itu juga sangat banyak. Perlu diungkap semua,” kata dia.
Selain itu, ia mengakui penanganan oleh pihak KBRI Manila untuk memastikan pemulangan mereka sudah dilakukan maksimal. Termasuk kerja sama KBRI Manila dengan pihak-pihak terkait di Filipina antara lain Biro Imigrasi dan Kepolisian Filipina.
“Kita berharap proses pemulangannya lancar sampai ke tanah air dan tentu akan ada proses lanjut di Tanah Air sebelum dikembalikan ke keluarga,” pungkas Christina.
Sumber: Antara News