GURU adalah seorang pahlawan yang berjuang untuk memberantas kebodohan tanpa pamrih dan seorang yang menjadi pelita dalam kehidupan di dunia untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan abadi.
Peran guru dalam masyarakat sangatlah urgen dan esensial. Dialah yang mengemban amanah ilmu untuk disampaikan kepada para siswa. Mengajarkan ilmu dengan mengharap pahala balasan dari Allah semata dan berjuang untuk melenyapkan kebodohan.
Maka kedudukan seorang guru sangatlah tinggi derajatnya, mempunyai jasa dan keutamaan yang besar dalam Islam. Sebab para guru sejatinya adalah para penolong agama.
Merekalah para pelita yang menerangi dan mencerahkan masyarakat di setiap zamannya. Bahkan Hasan al-Bashri rahimahullah menyampaikan penjelasan bahwa jika bukan sebab para ulama yang mengajarkan ilmunya maka niscaya manusia akan berubah seolah-olah seperti binatang. (Ihya’ Ulumudin, al-Ghazali, 1/11).
Seorang guru yang shalih adalah pendidik generasi, pencetak orang-orang hebat, dan pewaris para Nabi. Sebab dari jasa merekalah lahir orang-orang hebat yang dapat membawa perubahan.
Bukankah Rasulullah ﷺ diutus sebagai seorang pengajar, pendidik, dan penasihat.
ِإ ﱠن ﷲَ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺒ َﻌ ْﺜ ِﻨﻲ ُﻣ َﻌﻨﱢ ًﺘﺎ َو َﻻ ُﻣ َﺘ َﻌﻨﱢ ًﺘﺎ، َوﻟَ ِﻜ ْﻦ ﺑَ َﻌ َﺜ ِﻨﻲ ُﻣ َﻌﻠﱢ ًﻤﺎ ُﻣ َﻴ ﱢﺴﺮًا
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengutusku untuk memaksa atau menyusahkan orang, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang memudahkan urusan” (HR. Muslim)
Menghargai jasa seorang guru tidaklah cukup hanya dengan mengingatnya saja. Akan tetapi hendaknya dengan memuliakan, memberikan penghormatan, mengirimkan doa, dan jika mampu berbuat lebih maka berikanlah sebagian dari rezeki yang diperoleh. Hal itu agar keberkahan ilmu yang telah diberikan selalu menjadi penerang dalam kehidupan.
Para sahabat adalah gambaran nyata dalam memaknai dan menghargai peran guru dalam Islam. Mereka benar-benar memuliakan Rasulullah ﷺ sebagai guru yang agung.
Hal demikian juga diwariskan kepada Tabi’in setelahnya dalam memuliakan para ulama, ahlu ilmi, dan guru. Banyak perintah dalam Al-Quran dan as-Sunnah yang menunjukan bahwa Allah ﷻ telah mengangkat kedudukan ulama dan para guru, sehingga kaum muslimin diperintahkan untuk menghormati dan memuliakan mereka semua.
Allah berfirman Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang -orang yang beriman di antaramu“ dan orang yang diberi Ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Wahbah az-Zuhaili menjelaskan bahwa Allah mengangkat derajat ulama dan orang berilmu dengan kemuliaan, martabat dan kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat. Sebab mereka mengumpulkan antara ilmu dan amal. Hal ini menunjukan bahwa kemulian di sisi Allah itu diraih dengan ilmu dan iman. (Tafsir al-Munir, Wahbah az- Zuhaili, 28/43)
Rasulullah juga membuat perumpamaan tentang keutamaan orang berilmu atas lainnya. “atas berilmu yang orang keutamaan atas rembulan keutamaan laksana ibadah seluruh bintang (HR. Tirmidzi).
Bahkan para guru yang mengajarkan ilmu dan kebaikan kepada muridnya akan mendapatkan doa dari segenap makhluk di bumi, sampai-sampai semut yang berada di sarangnya dan ikan paus di kedalaman samudra, mereka tidak ketinggalan untuk mendoakan kebaikan kepada para pengajar kebaikan.
Sesungguhnya Allah, MalaikatNya serta “penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia.” (HR. Tirmidzi).
Maka jelaslah apabila suatu bangsa ingin menjadi bangsa yang maju dan jaya, maka perihal yang seharusnya diperhatikan adalah menjunjung tinggi martabat ilmu, ulama dan para guru. Yaitu dengan memuliakan, menghormati dan menghargai jasa mereka. Sebagaimana puisi yang disampaikan Ahmad Syauqi.
ُﻗ ْﻢ ﻟِ ْﻠ ُﻤ َﻌﻠﱢ ِﻢ َو ﱢﻓ ِﻪ اﻟ َﺘ ْﺒ ِﺠ ْﻴﻼَ َﻛﺎ َد اﻟ ُﻤ َﻌﻠﱢ ُﻢ أَ ْن ﻳَﻜُ ْﻮ َن َر ُﺳ ْﻮ ًﻻ أَ َرأَ ْﻳ َﺖ أَ ْﺷﺮَ َف أَ ْو أَ َﺟ ﱠﻞ ِﻣ َﻦ اﻟّ ِﺬي ﻳَ ْﺒ ِﻨ ْﻲ َوﻳُ ْﻨ ِﺸ ُﺊ أَ ْﻧ ُﻔ ًﺴﺎ َو ُﻋ ُﻘ ْﻮ ًﻻ
Berdirilah penghormatan kepadanya Hampir-hampir sang guru dianggap sebagai Rasul. Bukankah kamu melihat bahwa di antara orang yang mulia Adalah orang yang membangun jiwa dan akal (Mu’jam Rawa’i al-Hikmah, Rauhi al-Ba’labaki,224).
Maka seyogyanya bagi setiap muslim untuk benar-benar menghormati ilmu dan para guru, memuliakan, serta menghargainya. Karena keberkahan ilmu itu berada pada penghormatan terhadap gurunya.
Bukankah kita diperintahkan untuk mencari keberkahan ilmu sehingga menjadi ilmu yang nafi’. Sebab Rasulullah mengajari umatnya sebuah untaian doa.
ًﻤﺎ ﻧَﺎ ِﻓ ًﻌﺎ
ِﻋ ْﻠ
ْﺳﺄَﻟ
ِإﻧﱢﻲ أَ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat”
Syaikh Burhanuddin az-Zarnuji dalam kitabnya “Ta’lim al-Muta’allim” memberikan penjelasan bahwa seorang siswa atau pelajar tidak akan meraih kesuksesan meraih ilmu dan tidak pula ilmunya bermanfaat, kecuali dia mau mengagungkan ilmu tersebut, ahli ilmu, dan menghormati gurunya. (Ta’lim al-Muta’allim, az-Zarnuji, 16).