BATAM (HK) – Matinya aliran air di kawasan Nagoya akhir pekan ini menyebabkan kerugian bagi pengusaha hotel.
Ita, seorang resepsionis di salah satu hotel di sana, menyatakan bahwa air sudah tidak mengalir selama seminggu. Hal ini memaksa pemilik hotel untuk membeli air tangki dengan biaya yang mencapai jutaan rupiah.
“Tadi beli air tangki Rp 1,5 juta. Seminggu ini sudah 4 kali beli,” ujarnya dikutip dari Batampos.co.id, Minggu (7/7/2024) siang.
Menurutnya, matinya air telah menyebabkan biaya operasional hotel meningkat melebihi pendapatan yang diperoleh.
“Apalagi ini akhir pekan, tamu lebih banyak. Kalau tidak ada air, gimana orang mau nginap,” katanya.
Rembo, seorang pengusaha kuliner di kawasan Nagoya Newton, menyampaikan hal senada. Ia mengungkapkan bahwa selama seminggu terakhir ia telah membeli puluhan galon air untuk memenuhi kebutuhan operasional usahanya.
“Usaha kami kecil-kecilan, untungnya sedikit. Gara-gara beli air jadi tak ada untung,” katanya.
Dia mengatakan bahwa untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, ia harus pergi ke rumah saudaranya yang berada di wilayah Seraya.
“Mandi di tempat suadara. Kalau gini terus, bisa bangkrut usaha kami,” keluhnya.
Ginda Alamsyah dari Corporate Communication (Corcom) SPAM Batam menyatakan bahwa saat ini mereka sedang berusaha memperbaiki pipa yang mengalami gangguan di kawasan Happy Garden, Nagoya. Gangguan ini menyebabkan terhentinya aliran air di area tersebut.
“Hari ini masih diupayakan. Karena ada beberapa kendala,” ujarnya singkat. (dian)