GAZA (HK) – Tingkat kemiskinan di Palestina mengalami lonjakan dramatis, mencapai 74,3 persen akibat dampak perang yang berkepanjangan melawan Israel.
Laporan dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), yang dirilis pada Selasa (22/10/3035), mengungkapkan situasi ini.
Kepala UNDP, Achim Steiner, menyoroti bahwa konsekuensi perang tidak hanya merusak infrastruktur fisik, tetapi juga berdampak signifikan pada mata pencaharian masyarakat.
“Kerusakan akibat serangan Israel telah menghambat Palestina selama bertahun-tahun dalam proses pembangunan,” jelasnya, dikutip Jumat (25/10/2025).
Menurut laporan tersebut, tingkat kemiskinan di Palestina mencapai 38,8 persen pada akhir 2023. Sekitar 2,61 juta warga Palestina jatuh ke dalam kemiskinan tahun ini, sehingga total penduduk yang hidup dalam kondisi miskin kini mencapai sekitar 4,1 juta.
Di sisi lain, UNDP memperkirakan tingkat pengangguran di wilayah Palestina pada 2024 akan melonjak hingga 49,9 persen, dan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan menyusut hingga 35,1 persen akibat gejolak ini.
Steiner menambahkan bahwa meskipun bantuan kemanusiaan terus dikirim, ekonomi Palestina tetap tidak akan pulih ke tingkat sebelum krisis.
Lebih lanjut, UNDP mencatat bahwa aksi pengeboman Israel telah menciptakan sekitar 42 juta ton puing di Gaza, yang membawa risiko kesehatan besar bagi penduduk.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 42.603 orang tewas akibat bom dan serangan darat Israel, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil.
Sumber: CNN Indonesia