BATAM (HK) – Pulau Batam akan dikembangkan sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan (Wiskes), di Kepulauan Riau (Kepri), menyusul ditekennya Peraturan Pemerintah (PP) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pariwisata dan Kesehatan Internasional, oleh Presiden Joko Widodo.
Penetapan KEK itu mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2024. Dilansir dari salinan PP 39/2024 yang tersedia di laman Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Kementerian Sekretariat Negara (Setneg), penetapan ini ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 7 Oktober 2024.
Dengan dikembangkannya destinasi unggulan wisata kesehatan (Wiskes) di Kota Batam, ditaksir akan mendatangkan investasi triliunan dan menyerap ratusan ribu pekerja di Batam dan Kepri.
Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo menetapkan Sekupang dan Nongsa di Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pariwisata dan Kesehatan Internasional, dengan luas area 47,17 hektare. Proyek ini ditargetkan menarik investasi hingga Rp6,91 triliun dan menciptakan lebih dari 105 ribu lapangan kerja baru.
KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional di Batam memiliki luas 47,17 hektare, yang terdiri atas Sekupang seluas 23,10 hektare di Kelurahan Tanjung Pinggir dan Nongsa seluas 24,07 hektare di Kelurahan Sambau.
Sebagaimana di Pasal 5, dinyatakan Dewan Nasional KEK telah menerbitkan surat keputusan yang menginstruksikan badan usaha untuk memulai pembangunan dan pengelolaan KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam dalam waktu tujuh hari setelah peraturan pemerintah ini berlaku.
Sehingga, pembangunan KEK diharapkan selesai dan siap beroperasi dalam waktu maksimal 36 bulan, sesuai dengan rencana aksi yang mencakup kesiapan prasarana, sumber daya manusia (SDM), dan perangkat administrasi (PA).
Dalam pertimbangannya, Presiden Jokowi memproyeksikan KEK di Batam dapat mempercepat pengembangan wilayah serta mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan nasional.
Fokus utama Kawasan Ekonomi Khusus ini adalah sektor pariwisata dan kesehatan internasional, yang diharapkan dapat menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Batam.
Dilansir dari laman resmi KEK, pembangunan KEK Batam diinisiasi oleh PT Karunia Praja Pesona, dengan target investasi mencapai Rp6,91 triliun dan diperkirakan akan menyerap 105.406 tenaga kerja.
Investor utama KEK Batam, Apollo Hospitals India, berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan layanan kesehatan berstandar internasional yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2026. Proyek ini juga diharapkan dapat menghemat devisa hingga Rp500 miliar.
Dan hingga saat ini, terdapat 24 buah KEK yang telah ditetapkan di Indonesia, dengan total investasi mencapai Rp205,2 triliun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 132.227 orang.
Pelaksana harian Kepala BP Batam, Purwiyanto menyambut baik penetapan KEK tersebut. Pihaknya mengaku optimis Penetapan KEK pariwisata dan internasional Batam ini semakin mendorong percepatan pengembangan wilayah di kota Batam dan ekonomi nasional.
“KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam dicanangkan mampu meraup investasi sebesar Rp6,91 triliun sampai dengan 2032 dan menyerap tenaga kerja 105.406 orang hingga 80 tahun kedepan,” terang Purwiyanto.
Adapun wilayah Sekupang akan dilaksanakan kegiatan utama kesehatan dengan rencana bisnis Rumah Sakit Internasional (Mayapada Apollo Batam International Hospital), Nursing Academy International, MedTech Park yang dilengkapi MICE (Meetings, Incentive, Convention & Exhibition), Perumahan Dokter, Dormitory, Hotel & Retail.
“RSBP Batam beserta sarana pendukung juga akan menjadi bagian dalam KEK yang layanannya akan terintegrasi dengan Mayapada Apollo Batam International Hospital,” tambahnya.
Sementara wilayah Nongsa akan dilaksanakan kegiatan utama pariwisata dengan rencana bisnis Retirement Village & Clinic dan akomodasi penunjang berupa Cottages, Bungalow, Motel yang diperuntukan bagi wisatawan, pasien dan keluarga pendamping.
“KEK ini diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan terdepan dan harapan baru bagi layanan kesehatan di Indonesia,” harap Purwiyanto.
BP Batam optimis pengembangan kawasan tersebut akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Sehingga, berdampak kepada peningkatan lapangan kerja, pengembangan infrastruktur, serta pertumbuhan investasi yang berkelanjutan. (red/hk)