Menu

Mode Gelap
Antusias Siswa MIN 1 Batam Ikuti Lomba Futsal dan Menggambar pada Class Meeting Semester I PHU: Manasik Haji Mandiri, Langkah Kesiapan Jamaah untuk 2025 MAN 2 Batam Adakan Class Meeting sebagai Ajang Kebersamaan dan Sportivitas Siswa E-commerce Dorong Daya Beli Jelang Nataru 2024, Transaksi Tembus Rp40 Triliun Gregoria Mariska Tunjung Tersingkir dari BWF World Tour Finals 2024 Wujudkan Pemerataan layanan Internet, Dinas Komunikasi dan Informatika Bintan Sebar 64 Akses

NATUNA

Guna Jaga Kelestarian Ekosistem Laut, Pemkab Natuna Tanam 600 Terumbu Karang di Lokasi Geosite

badge-check


					Proses mengikatan bibit terumbu karang ke semen untuk ditanam dalam laut (Ist). Perbesar

Proses mengikatan bibit terumbu karang ke semen untuk ditanam dalam laut (Ist).

NATUNA (HK) – Guna menjaga kelestarian ekosistem perairan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau, menanam 600 terumbu karang di lokasi Geosite Tanjung Datuk, sebagai bentuk kepedulian terhadap alam dan lingkungan.

Pasalnya, sebagian terumbu karang di wilayah setempat rusak. Diduga akibat penggunaan alat tangkap atau jaring ikan yang tidak ramah lingkungan, terutama untuk menangkap ikan.

“Kegiatannya semalam (5/11/2023), proses penanaman lumayan lama dan cukup rumit. Maka, kita selesai menanam 600 terumbu karang di lokasi Geosite Tanjung Datuk, sekitar pukul 6 WIB sore,” kata Harmidi, Kepala Bidang (Kabid), Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Natuna, Rabu (7/11/2024).

Ia menerangkan, sebagian terumbu karang di wilayah setempat rusak, diduga akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan untuk menangkap ikan.

“Ada dugaan ini akibat oknum yang mengambil ikan dengan cara membius dan menggunakan potasium,” sebut Harmidi.

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Natuna ini menjelaskan, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang tak ramah lingkungan itu, tidak dirasakan saat itu juga. “Yakni, melainkan jangka panjang,” paparnya.

Ia menjelaskan, penggunaan bius mengakibatkan karang mati dan rapuh. Kondisi demikian berdampak pada berkurangnya biota laut yang tinggal di sana sebab terumbu karang merupakan tempat tinggal dan lokasi makhluk hidup mencari makan.

“Coba kita lihat di Pantai Piwang, dulu untuk mencari ikan kita tidak perlu jauh-jauh. Tetapi sekarang, harus jauh ke tengah laut,” ucap Harmidi, menyebutkan.

Ia juga menyampaikan, karang yang ditanam berasal dari wilayah setempat, dan media yang digunakan yakni semen yang sudah dicetak dengan besi. “Semen yang terdapat besi itu kita tancapkan ke pasir, karangnya kita ikat di semen itu,” ucap dia.

Ia pun menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan kegiatan serupa di geosite lainnya. “Kita lagi menjadwalkan penanaman di Geosite Pulau Setanau. Karena, terumbu karang disana juga mengalami kerusakan yang sama, akibat ulah oknum oknum yang tidak bertanggungjawab,” ucap Kabid DHL ini. (ant)

Baca Lainnya

E-commerce Dorong Daya Beli Jelang Nataru 2024, Transaksi Tembus Rp40 Triliun

13 Desember 2024 - 15:23 WIB

Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Peluang Investasi, Roby Fokus Tingkatkan Infrastruktur di Bintan

13 Desember 2024 - 14:26 WIB

BP Batam Targetkan Pengerjaan House Connection Proyek IPAL Rampung Akhir Bulan Juli 2025

13 Desember 2024 - 14:22 WIB

Pengungkapan Kasus Rokok Ilegal di Tolitoli, Negara Terancam Rugi Ratusan Juta

13 Desember 2024 - 14:18 WIB

Menuju Penghujung Tahun 2024, ARTOTEL BATAM Semarakkan Program Bertajuk “SERENATA AKHIR TAHUN”

13 Desember 2024 - 11:53 WIB

Trending di BATAM