BATAM (HK) – Bank Indonesia (BI) Provinsi
Kepulauan Riau optimis ekonomi Kepri tetap kuat di 2025, perekonomian Kepri pada triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 5,14% (yoy), masih berdaya tahan di tengah ketidakpastian global.
Capaian tersebut menguat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,02% (yoy). Secara kumulatif, perekonomian Kepri hingga triwulan IV 2024 tercatat tumbuh 5,02% (ctc)
atau merupakan tertinggi ketiga se-Sumatera.


Pertumbuhan ekonomi Kepri terutama didorong oleh empat Lapangan Usaha (LU) yakni LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan Besar dan Eceran, LU Pertambangan dan
Penggalian, serta LU Konstruksi yang masing-masing tumbuh sebesar 6,64% (yoy); 10,66% (yoy); 7,43% (yoy); dan 1,02% (yoy), dengan andil masing-masingnya sebesar 2,73%, 0,82%, 0,74%, dan 0,21%.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Januari 2025 mencatatkan inflasi sebesar 0,43% (mtm). Secara spasial, Kota Batam mengalami inflasi sebesar 0,87% (mtm) atau 2,54% (yoy).
Kota Tanjungpinang mengalami deflasi
sebesar 1,57% (mtm) atau deflasi 0,44% (yoy). Kabupaten Karimun mengalami deflasi sebesar 0,72% (mtm) atau inflasi 0,71% (yoy).
Dengan demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar
2,01% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi IHK Kepri Desember 2024 sebesar 2,09% (yoy).
Inflasi yang tetap terjaga tersebut sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter serta sinergi kuat pengendalian inflasi baik di Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) maupun di Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Mengendalikan inflasi agar tetap berada dalam sasaran merupakan tantangan utama bagi
Kepulauan Riau, terutama sebagai wilayah kepulauan yang bergantung pada pasokan dari luar daerah, tapi kita tetap optimis inflasi akan terkendali” ujar Rony Widijarto selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kepulauan Riau, Jumat (21/2/2025).
Disebutkan Rony, pada Tahun 2025 terdapat beberapa tantangan pengendalian inflasi a.l. faktor cuaca. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi bersama TPID baik di
level provinsi maupun di level Kabupaten/Kota.
Dari sisi digitalisasi pembayaran, sepanjang 2024, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat penambahan pengguna baru QRIS sebanyak 111.070 pengguna, dengan tambahan volume transaksi mencapai 33.935.396 transaksi.
Selain itu, jumlah merchant QRIS juga terus bertumbuh dengan adanya 72.341 merchant baru, yang mayoritas tersebar di Kota Batam.
“Secara keseluruhan, hingga Desember 2024, total merchant QRIS di Kepulauan Riau telah mencapai 579.244 merchant. Pertumbuhan ini mencerminkan semakin luasnya adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran digital yang efisien bagi masyarakat dan pelaku usaha,” ujar Rony.
Rony menegaskan bahwa untuk mendorong pariwisata serta mempermudah transaksi wisatawan, Bank Indonesia mendorong
implementasi QRIS cross-border sebagai solusi pembayaran yang praktis dan efisien.
Perekonomian Kepri pada tahun 2025 diprakirakan akan tumbuh pada range 4,8% -5,6% (yoy) dengan inflasi yang terjaga dilevel 2,5±1%.
Rony juga menyampaikan pentingnya peran UMKM dan digitalisasi sistem pembayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Kepri.
“Disisi lain, Rony juga menghimbau masyarakat untuk berbelanja secara bijak terutama menjelang HBKN,” imbuhnya. (dam)