BATAM (HK) — Dinas Perikanan Kota Batam, kini menerapkan sistem bioflok dalam budidaya ikan air tawar untuk memenuhi tingginya permintaan pasar pada kamis (8/8/2024).
Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan meski dengan keterbatasan lahan yang ada.
Kepala Dinas Perikanan Batam, Yudi Admajianto, menyatakan bahwa permintaan ikan air tawar, terutama lele dan nila, sangat tinggi.
“Permintaan untuk ikan lele mencapai 5 ton per hari,” ujarnya. Ikan lele dan nila banyak dibutuhkan oleh restoran dan warung.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Dinas Perikanan menerapkan sistem bioflok, yang mengandalkan gumpalan mikroorganisme sebagai pakan ikan. Sistem ini memanfaatkan ruang secara efisien dan tidak memerlukan lahan luas.
“Bioflok dapat meningkatkan produktivitas ikan dan kolam yang menggunakannya dapat bertahan hingga lima tahun,” kata Yudi.
Pada tahun ini, Dinas Perikanan telah mengimplementasikan 79 unit bioflok dan berencana menambah menjadi 80 unit pada tahun 2025.
Dinas Perikanan juga memberikan modal awal kepada petani ikan untuk mendukung mereka dalam budidaya.
“Kami berharap panen dapat dilakukan tiga hingga empat kali dalam setahun,” tambah Yudi. Hingga saat ini, hampir 100 kelompok petani ikan telah mendapatkan bantuan dari Dinas Perikanan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Dinas Perikanan untuk memperkuat budidaya ikan dan meningkatkan daya saing sektor perikanan di Batam. (ant/cw03)